Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi oleh : Mustamik, S.Pd.I. (Kepala MI Muhammadiyah Kismoyoso)
Tidak semua orang mumpuni untuk menjadi imam dalam shalat. Ada beberapa syarat yang harus diikuti. “Makhraj” dan gerakan shalat yang sempurna sangat dibutuhkan untuk menjadi imam. Berlatih dan terus belajar adalah kunci kesuksesannya.
Salah satu manfaat belajar menjadi imam dalam shalat ialah membina setiap muslim untuk dapat bermental pemimpin. Mengetahui apa yang dilakukan, siapa yang menjadi makmum atau pengikutnya, mengelola waktu, serta mengelola emosi atau ketenangan jiwa.
Ketika diminta menjadi Imam Shalat berjama’ah, seringkali seseorang tidak percaya diri. Bahkan jika seseorang itu pernah menjadi Imam, namun kadangkala rasa tidak percaya diri itu muncul dengan tiba-tiba.
Nah, Agar seseorang itu bisa menjadi percaya diri dan sukses menjadi Imam Shalat, Ustadz Mustamik, S.Pd.I. yang juga sekaligus sebagai Kepala MI Muhammadiyah Kismoyoso berbagi tips sebagai berikut:
A. Secara Teknis
1. Pilih/tentukan surat atau ayat yang akan kita baca.
2. Catat urutan surat/ayat yang akan kita baca untuk tempatkan di masing-masing Rekaat.
3. Terus ulangi menghafal/latihan walaupun kita merasa sudah hafal. (untuk mengurangi kesalahan tajwid/makharijul huruf masing bacaan).
4. Syukur berkenan Tasmi’ (memperdengarkan hafalan) kepada yang lebih faham, kalau keluarga ada akan lebih bagus sama keluarga baik ayah/ibu kakak/adik kita. Kalau tidak bisa sama teman atau ustadz/pembimbing kita.
5. Sering mendengarkan rekaman bacaan Syeikh atau Qori’ yang sudah ahli di bidang Tilawah.
6. Kalau bisa tentukan irama apa yang akan kita gunakan dalam melantunkan bacaan.
B. Non Teknis
1. Manajamen waktu sebaik-baiknya. Usahakan datang di shof depan dan Sholat Tahiyatul Masjid (biar jama’ah setempat tidak bertanya-tanya dan mencari petugas imam saat itu).
2. Siapkan baju yang sebagus dan serapi mungkin. Jangan lupa memakai parfum/wangi-wangian.
3. Usahakan perut jangan terlalu kenyang. Maksimal terisi 2/3 dari kapasitas lambung kita sehingga masih ada 1/3 untuk tempat udara. Karena bila terlalu kenyang bisa mengganggu kuat dan tidaknya nafas kita saat membaca Al-Qur’an.
4. Persiapkan mental kita, supaya saat melantunkan bacaan tidak grogi, sehingga bisa mengakibatkan goyang bacaan dan mengganggu konsentrasi hafalan kita.
5. Jalin hubungan silaturhmi yang baik kepada Ma’mum terutama yang dibelakang Imam. Minimal ketika kita tiba dan sebelum Shalat Sunnah berikan salam dan berjabat tangan supaya akrab sekaligus mencairkan suasana.
6. Baca dengan suara yang lantang/nyaring bila tidak menggunakan microfon di usahakan semua jama’ah bisa mendengar bacaan kita. Bila menggunakan Microfon atur jaraknya, supaya terdengar pas/tidak terlalu keras.
Demikian pengalaman dari kami. Bila dirasa positif dan bermanfaat silahkan dicoba, semoga bermanfaat.
Boyolali, 7 Ramadhan 1444 H
Penulis : Mustamik, S.Pd.I.
Alhamdulillah …
Semoga Bermanfaat.