Mari Bersahabat Karib Dengan Al Qur’an

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ

Bacalah Al-Qur’an, karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi sahabat-sahabatnya” (HR. Muslim no. 804).

Dari hadits ini dapat kita simpulkan bahwa orang yang “membaca Al-Qur’an” adalah sahabatnya. Secara harfiah, iqra’ artinya mengumpulkan. Membaca Al-Qur’an hendaknya tidak berhenti pada mengucapkannya di lisan, tetapi mengumpulkan raga dan jiwa saat membaca Al-Qur’an. Imam Muhammad At-Tabrizi menjelaskan bahwa makna membaca pada hadits di atas adalah “menikmati membaca Al-Qur’an dan merutinkannya”. Menikmati hanya bisa dilakukan dengan hati. Dengan demikian, saat membaca Al-Qur’an, hendaklah hati ikut meresapinya sehingga terasa kenikmatan dalam membacanya.

Hadits diatas memberikan pelajaran bahwa, salah satu keutamaan menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat di dunia ini adalah memperoleh syafa’at al-Qur’an. Syafa’at adalah merupakan kebutuhan utama setiap Muslim di akhirat, sebab dengan syafa’at, Allah akan memasukkan ia ke dalam syurga-Nya. Bersahabat berarti selalu dekat dan tak terpisahkan. Bersahabat dengan Al-Qur’an berarti selalu bersama Al-Qur’an dalam setiap aktivitas. Shahib Al-Qur’an berarti menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan dalam setiap aktivitas kehidupan. Al-Qur’an juga akan menenteramkan hati bagi orang-orang beriman yang sering berinteraksi dengannya.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d (13) ayat 28).

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Menjadi sahabat Al-Qur’an berarti menabung syafaat di Hari Kiamat. Hari Kiamat adalah hari di mana seseorang tak dapat meminta bantuan kepada siapa pun, kecuali kepada Allah, Rasulullah ﷺ, dan Al-Qur’an. Dengan menjadi sahabat Al-Qur’an, maka kita menabung tiket syafaat untuk hari akhir. Ada banyak cara untuk menjadi Shahib Al-Qur’an. Pertama, membaca Al-Qur’an dengan seluruh jiwa dan raga. Kedua, berusaha selalu mengamalkan kandungan Al-Qur’an dalam hidup. Ketiga, menghafalkan Al-Qur’an, menjaga hafalannya, dan memahami kandungan Al-Qur’an seperti para ulama. Jadi, sebaik-baik sahabat karib adalah Al-Qur’an yang dengannya akan membuat hati kita tentram, bahagia dan lebih dari itu Al-Qur’an akan menjadi pembela kita di hari kiamat kelak.

Menjadikan Al Qur’an sebagai sahabat bukan sekedar kita memiliki, memajangnya di dinding atau di almari, akan tetapi paling tidak (minimal) kita membacanya dengan benar. Bersahabat dengan Al Qur’an akan menjadikan syafaat untuk kita sendiri nanti di hari kiamat. Jika saat ini belum lancar membaca Al Qur’an, masih ada waktu untuk belajar dan berlatih. Sebagaimana Rasulullah SAW pun juga demikian, belajar dengan dipaksa. Bukan hanya manusia yang memaksanya untuk belajar membaca, akan tetapi malaikat Jibril yang mengajarkannya. Selagi masih ada umur, mari manfaatkan sisa waktu ini untuk belajar membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Semoga kita semua senantiasa diberikan jalan Hidayah agar selalu bisa bersama Al Qur’an menjadi sahabat karib kita hingga di Yaumul Akhir nanti. aamiiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *